Pemantauan Fase Pertumbuhan Tanaman Padi Menggunakan Citra Radarsat-2 Quad Polarimetrik
ABSTRAK Indramayu merupakan salah satu lumbung padi Indonesia yang ada di wilayah Jawa Barat dimana Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2014, Indramayu menghasilkan padi sebesar 1.361.374 ton. Untuk memantau produksi padi, sangat diperlukan pemantauan fase pertumbuhan tanaman padi, salah satu...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Teknologi Nasional Bandung
2021-04-01
|
Series: | Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan |
Online Access: | https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasahijau/article/view/3748 |
Summary: | ABSTRAK
Indramayu merupakan salah satu lumbung padi Indonesia yang ada di wilayah Jawa Barat dimana Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2014, Indramayu menghasilkan padi sebesar 1.361.374 ton. Untuk memantau produksi padi, sangat diperlukan pemantauan fase pertumbuhan tanaman padi, salah satu metodenya dengan teknologi penginderaan jauh sistem RADAR menggunakan citra RADARSAT-2 quad polarimetrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi daerah fase pertumbuhan tanaman padi menggunakan metode Cloude Pottier H/A/α (entropi/anisotropi/sudut alfa) dan mengevaluasi metode tersebut dalam klasifikasi fase pertumbuhan tanaman padi. Hasil dari penelitian ini yaitu peta klasifikasi fase pertumbuhan tanaman padi dimana dari keseluruhan akuisisi citra, luas lahan tertinggi adalah fase germination/laut yang berjumlah 2.368.242 m2 (22 September 2014). Hasil klasifikasi ini disesuaikan dengan bidang H-α classification plane untuk mengetahui pada zona mana yang memiliki hamburan paling dominan. Hasil pada 18 Juni 2014 dan 5 Agustus 2014 menunjukkan zona 7 (fase panicle initiation/inisiasi malai), zona 8 (fase milk stage/gabah matang susu), dan zona 9 (fase germination/perkecambahan benih atau fase seeding/pertunasan) menjadi zona yang dominan dimana ketiga mekanisme memiliki arti double-bounce scattering (Z7), volume scattering (Z8), dan surface scattering (Z9) sedangkan pada 22 September 2014 dan 16 Oktober 2014 hamburan yang paling dominan terdapat pada Z8 (fase milk stage/gabah matang susu) dengan mekanisme volume scattering dan Z9 (fase germination/perkecambahan benih atau fase seeding/pertunasan) dengan mekanisme surface scattering.
Kata kunci: Pertumbuhan Padi, Klasifikasi, RADARSAT-2, H/A/α
ABSTRACT
Indramayu is one of Indonesia's granary in West Java where Statistic Data Center noted that in 2014 Indramayu produced 1.361.374 tons of rice. It’s necessary to monitor growth phase of rice plant for monitoring rice production, one of the method is remote sensing technology is the RADAR system with RADARSAT-2 image quad-polarimetric. This study aims to classify the phase of growth of rice plants using the Cloude Pottier H / A / α method (entropy / anisotropy / alpha angle) and evaluate these methods in classification of rice plant growth phases. The results of this study are the classification map of the rice plant phase where from the overall image acquisition, the highest land area is the germination / sea phase, which amounts to 2,368,242 m2 (22 September 2014). The classification results are adjusted with the H-α classification plane to find out which zone has the most dominant scattering. The result on 18 June 2014 and 5 August 2014 showed zone 7 (panicle initiation phase), zone 8 (milk stage phase), and zone 9 (germination/seeding) to be the dominant zone where the three mechanisms mean double-bounce scattering (Z7), volume scattering (Z8), and surface scattering (Z9) while on 22 September 2014 and 16 October 2014 the most dominant scattering is in Z8 (milk stage phase) with volume scattering mechanism and Z9 (germination/seeding phase) with surface scattering mechanism
Keywords: Rice Growth , Classification, RADARSAT-2, H/A/α. |
---|---|
ISSN: | 2550-1070 2579-4264 |