Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas
bstract: It is President’s right to reshuffle the cabinet in order to maximise the government’s performance. However, the society views this process as politic matter, which they learn from the media. This research observes the news tendency about the reshuffle of Kabinet Indonesia Bersatu II in...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
2013-11-01
|
Series: | Jurnal Ilmu Komunikasi |
Online Access: | http://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/view/168 |
id |
doaj-20a70656497846b7905df22a15f42127 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-20a70656497846b7905df22a15f421272020-11-24T20:57:43ZengUniversitas Atma Jaya YogyakartaJurnal Ilmu Komunikasi1829-65642548-86432013-11-019210.24002/jik.v9i2.168164Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH KompasJosep J. DarmawanBirgitta Bestari Puspita Jatibstract: It is President’s right to reshuffle the cabinet in order to maximise the government’s performance. However, the society views this process as politic matter, which they learn from the media. This research observes the news tendency about the reshuffle of Kabinet Indonesia Bersatu II in Kompas and Jawa Pos daily newspaper. Content analysis is used to the news accounts during September-October 2011 with Westerstahl‘s objectivity as conceptual preference. The result shows that both newspapers, technically, have given good coverage about the issue yet still less objective. Psychology fact, interview, not neutral, partiality, non primary knowledge is the factors that trigger it. Abstrak: Perombakan kabinet merupakan hak presiden untuk memperbaiki kinerja kabinet. Namun proses pembelajaran di masyarakat mengarahkan perombakan kabinet sebagai persoalan politik. Media massa merupakan agen sentral dalam pembelajaran tersebut. Penelitian ini melihat bagaimana kecenderungan pemberitaan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di harian Kompas dan Jawa Pos. Metode analisis isi digunakan terhadap berita-berita dalam periode September-Oktober 2011 dengan obyektivitas Westersthal sebagai preferensi konseptualnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berita di kedua harian secara teknis sudah baik, tetapi pemberitaan terkesan kurang obyektif. Fakta psikologis, wawancara, tak netral, tak multi sisi, pengetahuan non- primer adalah faktor yang memicu kecenderungan tersebut.http://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/view/168 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Josep J. Darmawan Birgitta Bestari Puspita Jati |
spellingShingle |
Josep J. Darmawan Birgitta Bestari Puspita Jati Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas Jurnal Ilmu Komunikasi |
author_facet |
Josep J. Darmawan Birgitta Bestari Puspita Jati |
author_sort |
Josep J. Darmawan |
title |
Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas |
title_short |
Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas |
title_full |
Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas |
title_fullStr |
Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas |
title_full_unstemmed |
Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas |
title_sort |
kecenderungan pemberitaan tentang reshuffle kabinet indonesia bersatu ii di skh jawa pos dan skh kompas |
publisher |
Universitas Atma Jaya Yogyakarta |
series |
Jurnal Ilmu Komunikasi |
issn |
1829-6564 2548-8643 |
publishDate |
2013-11-01 |
description |
bstract: It is President’s right to reshuffle the cabinet in order to maximise the government’s performance. However, the society views this process as politic matter, which they learn from the media. This research observes the news tendency about the reshuffle of Kabinet Indonesia Bersatu II in Kompas and Jawa Pos daily newspaper. Content analysis is used to the news accounts during September-October 2011 with Westerstahl‘s objectivity as conceptual preference. The result shows that both newspapers, technically, have given good coverage about the issue yet still less objective. Psychology fact, interview, not neutral, partiality, non primary knowledge is the factors that trigger it.
Abstrak: Perombakan kabinet merupakan hak presiden untuk memperbaiki kinerja kabinet. Namun proses pembelajaran di masyarakat mengarahkan perombakan kabinet sebagai persoalan politik. Media massa merupakan agen sentral dalam pembelajaran tersebut. Penelitian ini melihat bagaimana kecenderungan pemberitaan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di harian Kompas dan Jawa Pos. Metode analisis isi digunakan terhadap berita-berita dalam periode September-Oktober 2011 dengan obyektivitas Westersthal sebagai preferensi konseptualnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berita di kedua harian secara teknis sudah baik, tetapi pemberitaan terkesan kurang obyektif. Fakta psikologis, wawancara, tak netral, tak multi sisi, pengetahuan non- primer adalah faktor yang memicu kecenderungan tersebut. |
url |
http://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/view/168 |
work_keys_str_mv |
AT josepjdarmawan kecenderunganpemberitaantentangreshufflekabinetindonesiabersatuiidiskhjawaposdanskhkompas AT birgittabestaripuspitajati kecenderunganpemberitaantentangreshufflekabinetindonesiabersatuiidiskhjawaposdanskhkompas |
_version_ |
1716787821435420672 |