Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda Ultrafiltrasi

Di Indonesia, khususnya di sekitar Politeknik Negeri Bandung, sebagian besar sumber air berasal dari air tanah. Air tanah di lingkungan Politeknik Negeri Bandung memiliki pH asam (< 6), coliform > 2.400, dan colitinja positif. Proses pemanasan air kurang efektif untuk mengolah air tanah karena...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Emma Hermawati Muhari, Ayu Ratna Permanasari, Fitria Yulistiani
Format: Article
Language:English
Published: Politeknik Negeri Malang 2018-10-01
Series:Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan
Subjects:
Online Access:http://jtkl.polinema.ac.id/index.php/jtkl/article/view/73
id doaj-1cabc0d781734cd4919825777339e652
record_format Article
spelling doaj-1cabc0d781734cd4919825777339e6522021-07-29T03:56:59ZengPoliteknik Negeri MalangJurnal Teknik Kimia dan Lingkungan2579-85372579-97462018-10-0122556510.33795/jtkl.v2i2.7320Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda UltrafiltrasiEmma Hermawati Muhari0Ayu Ratna Permanasari1Fitria Yulistiani2Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri BandungJurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri BandungJurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri BandungDi Indonesia, khususnya di sekitar Politeknik Negeri Bandung, sebagian besar sumber air berasal dari air tanah. Air tanah di lingkungan Politeknik Negeri Bandung memiliki pH asam (< 6), coliform > 2.400, dan colitinja positif. Proses pemanasan air kurang efektif untuk mengolah air tanah karena memerlukan waktu yang relatif lama, energi besar, dan tidak dapat meningkatkan pH air agar memenuhi standar air minum sebagaimana tercantum dalam Permenkes Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Untuk mengolah air tanah di lingkungan Politeknik Negeri Bandung, telah dibuat alat pengolahan air minum portabel dengan menggunakan konsep aliran dead-end filtration. Membran yang dipakai merupakan membran hollow-fiber, berjenis membran ultrafiltrasi berbahan dasar PVDF (Poly Vinylidene Flouride), ukuran pori 0,1μm, panjang membran 15cm, jumlah membran sebanyak 148 buah, dan dapat dioperasikan pada daya isap normal manusia.  Permeat yang dihasilkan sesuai dengan standar PERMENKES No. 492/MENKES/PER/IV/2010 dari parameter fisika, kimia, dan biologi. Lifetime membran diamati melalui jumlah permeat yang dihasilkan dari awal pemakaian membran hingga membran tersebut rusak. Lifetime pada alat pengolah air minum portabel ini adalah 38,879 L. Pengolahan air tanah menggunakan alat ini  dapat menaikkan pH sebesar 12,78%, menurunkan konduktivitas sebesar 39,31%, dan menurunkan Total Dissolved Solid (TDS) 13,72%. Dari segi ekonomi, penggunaan alat ini dapat menghemat biaya 50% dibandingkan dengan pembelian air minum kemasan 600 ml. In Indonesia, especially around the Bandung State Polytechnic, most of the water sources come from ground water. Ground water in the Bandung State Polytechnic environment has acidic pH (<6), coliform> 2,400, and positive colitis. The process of water heating is less effective for treating ground water because it requires a relatively long time, large energy, and can not increase the pH of the water to meet drinking water standards as stated in Permenkes No. 492 / MENKES / PER / IV / 2010. To treat ground water in the Bandung State Polytechnic, portable drinking water treatment equipment has been made using the concept of dead-end flow filtration. The membrane used is a hollow-fiber membrane, a type of ultrafiltration membrane made from PVDF (Poly Vinylidene Fluoride), pore size of 0.1μm, membrane length of 15cm, membrane number of 148 pieces, and can be operated on normal human suction. The permeate produced is in accordance with PERMENKES No. 492 / MENKES / PER / IV / 2010 from physical, chemical and biological parameters. Lifetime membranes are observed through the amount of permeate produced from the beginning of the use of the membrane until the membrane is damaged. Lifetime of this portable drinking water treatment device is 38,879 L. Ground water treatment using this tool can increase pH by 12.78%, decrease conductivity by 39.31%, and reduce Total Dissolved Solid (TDS) 13.72%. From an economic standpoint, the use of this tool can save 50% costs compared to the purchase of 600 ml of bottled water.http://jtkl.polinema.ac.id/index.php/jtkl/article/view/73drinking waterground waterportablepvdfultrafiltration
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Emma Hermawati Muhari
Ayu Ratna Permanasari
Fitria Yulistiani
spellingShingle Emma Hermawati Muhari
Ayu Ratna Permanasari
Fitria Yulistiani
Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda Ultrafiltrasi
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan
drinking water
ground water
portable
pvdf
ultrafiltration
author_facet Emma Hermawati Muhari
Ayu Ratna Permanasari
Fitria Yulistiani
author_sort Emma Hermawati Muhari
title Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda Ultrafiltrasi
title_short Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda Ultrafiltrasi
title_full Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda Ultrafiltrasi
title_fullStr Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda Ultrafiltrasi
title_full_unstemmed Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda Ultrafiltrasi
title_sort pengolahan air tanah di kawasan politeknik negeri bandung menjadi air minum dengan metoda ultrafiltrasi
publisher Politeknik Negeri Malang
series Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan
issn 2579-8537
2579-9746
publishDate 2018-10-01
description Di Indonesia, khususnya di sekitar Politeknik Negeri Bandung, sebagian besar sumber air berasal dari air tanah. Air tanah di lingkungan Politeknik Negeri Bandung memiliki pH asam (< 6), coliform > 2.400, dan colitinja positif. Proses pemanasan air kurang efektif untuk mengolah air tanah karena memerlukan waktu yang relatif lama, energi besar, dan tidak dapat meningkatkan pH air agar memenuhi standar air minum sebagaimana tercantum dalam Permenkes Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Untuk mengolah air tanah di lingkungan Politeknik Negeri Bandung, telah dibuat alat pengolahan air minum portabel dengan menggunakan konsep aliran dead-end filtration. Membran yang dipakai merupakan membran hollow-fiber, berjenis membran ultrafiltrasi berbahan dasar PVDF (Poly Vinylidene Flouride), ukuran pori 0,1μm, panjang membran 15cm, jumlah membran sebanyak 148 buah, dan dapat dioperasikan pada daya isap normal manusia.  Permeat yang dihasilkan sesuai dengan standar PERMENKES No. 492/MENKES/PER/IV/2010 dari parameter fisika, kimia, dan biologi. Lifetime membran diamati melalui jumlah permeat yang dihasilkan dari awal pemakaian membran hingga membran tersebut rusak. Lifetime pada alat pengolah air minum portabel ini adalah 38,879 L. Pengolahan air tanah menggunakan alat ini  dapat menaikkan pH sebesar 12,78%, menurunkan konduktivitas sebesar 39,31%, dan menurunkan Total Dissolved Solid (TDS) 13,72%. Dari segi ekonomi, penggunaan alat ini dapat menghemat biaya 50% dibandingkan dengan pembelian air minum kemasan 600 ml. In Indonesia, especially around the Bandung State Polytechnic, most of the water sources come from ground water. Ground water in the Bandung State Polytechnic environment has acidic pH (<6), coliform> 2,400, and positive colitis. The process of water heating is less effective for treating ground water because it requires a relatively long time, large energy, and can not increase the pH of the water to meet drinking water standards as stated in Permenkes No. 492 / MENKES / PER / IV / 2010. To treat ground water in the Bandung State Polytechnic, portable drinking water treatment equipment has been made using the concept of dead-end flow filtration. The membrane used is a hollow-fiber membrane, a type of ultrafiltration membrane made from PVDF (Poly Vinylidene Fluoride), pore size of 0.1μm, membrane length of 15cm, membrane number of 148 pieces, and can be operated on normal human suction. The permeate produced is in accordance with PERMENKES No. 492 / MENKES / PER / IV / 2010 from physical, chemical and biological parameters. Lifetime membranes are observed through the amount of permeate produced from the beginning of the use of the membrane until the membrane is damaged. Lifetime of this portable drinking water treatment device is 38,879 L. Ground water treatment using this tool can increase pH by 12.78%, decrease conductivity by 39.31%, and reduce Total Dissolved Solid (TDS) 13.72%. From an economic standpoint, the use of this tool can save 50% costs compared to the purchase of 600 ml of bottled water.
topic drinking water
ground water
portable
pvdf
ultrafiltration
url http://jtkl.polinema.ac.id/index.php/jtkl/article/view/73
work_keys_str_mv AT emmahermawatimuhari pengolahanairtanahdikawasanpolitekniknegeribandungmenjadiairminumdenganmetodaultrafiltrasi
AT ayuratnapermanasari pengolahanairtanahdikawasanpolitekniknegeribandungmenjadiairminumdenganmetodaultrafiltrasi
AT fitriayulistiani pengolahanairtanahdikawasanpolitekniknegeribandungmenjadiairminumdenganmetodaultrafiltrasi
_version_ 1721259559532625920