Meretas Hambatan Komunikasi Perdesaan Dengan Media Komunitas di Daerah Istimewa Yogyakarta

Abstrak               Artikel ini mendeskripsikan tentang eksistensi radio komunitas sebagai agen informasi di perdesaan wilayah Yogyakarta. Sebagai agen perubahan sosial, operasionalisasi radio komunitas berkaitan dengan strukturasi Anthony Giddens. Strukturasi memiliki tiga konsep utama yakni sig...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Ika Yuliasari, Amiruddin Saleh, Musa Hubeis, Sarwititi Sarwoprasodjo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: R&D Center for Post and Informatics 2015-12-01
Series:Jurnal Penelitian Pos dan Informatika
Subjects:
Online Access:https://jurnal-ppi.kominfo.go.id/index.php/jppi/article/view/19
Description
Summary:Abstrak               Artikel ini mendeskripsikan tentang eksistensi radio komunitas sebagai agen informasi di perdesaan wilayah Yogyakarta. Sebagai agen perubahan sosial, operasionalisasi radio komunitas berkaitan dengan strukturasi Anthony Giddens. Strukturasi memiliki tiga konsep utama yakni signifikansi, dominasi, dan legitimasi. Dalam penelitian ini, terdapat dua radio komunitas yang didirikan oleh warga desa di desa Gadingsari ( Kabupaten Bantul) dan desa Kaliagung ( Kabupaten Kulon Progo) lebih dari sepuluh tahun lalu. Paworo FM di Gadingsari dan Trisna Alami FM di Kaliagung dikenal sebagai radio komunitas yang menyebarluaskan informasi secara berkesinambungan. pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dipergunakan untuk menginterpretasikan dunia kehidupan, menekankan signifikansi realitas sosial, dan menemukan interaksi agen dan struktur. Lebih lanjut, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus, dan dokumentasi. Etnografi komunikasi daplikasikan sebagai upaya untuk menyelidiki perilaku dan pola komunikasi warga desa. Implementasi semiotika sosial menghasilkan beberapa kajian wacana penting tentang informasi pembangunan di desa . Meskipun kedua radio tersebut tidak tergantung pada aspek komersial, para aktor media masih tetap berjuang untuk menembus batas kesenjangan informasi di desa mereka.   Abstract   This article describes the existence of community radio as an information agent in a rural area in Yogyakarta. As a social change agent, the operation of community radio  linked with the concept of structuration ( Anthony Giddens). Structuration has three main concepts such as of significance, domination and legitimation. In this research, there are two community radios that have built by people in Gadingsari village (Bantul Regency) and Kaliagung village ( Kulon Progo Regency) more ten years ago.Paworo FM (Gadingsari village) and Trisna Alami FM ( Kaliagung village ) are known as the community radio which disseminate information continuously. A qualitative approach and constructivism paradigm used to interpret the living world,  emphasize the significance of social reality and discover the interaction of agent and structure. Furthermore, the data collection techniques are: interview, observation, focus group discussion, and documentation. Ethnography of communication has been applied as an attempt to explore the behavior and communication pattern of villagers. The implementation of social semiotics carried out some important discourse of development information in those villages.  Although both of community radio does not depend on commercial aspect, the actors in community radio still fight against the information gap in their village.
ISSN:2088-9402
2476-9266