Status padang lamun di Pulau Talago, Madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktif

The aims of the study were to evaluate the status of the seagrass beds in Talango Island in relation to diversity, density, and percentage area of seagrass; and to analyze the potential of seagrass as bioactive compounds by calculating the crude extract, which is produced. Data were collected in Aug...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Sukandar Sukandar, Citra S.U. Dewi
Format: Article
Language:English
Published: Syiah Kuala University 2017-08-01
Series:Depik Jurnal
Online Access:http://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/6435
id doaj-1aa45e06369045efa9dbbcf66eb44fd7
record_format Article
spelling doaj-1aa45e06369045efa9dbbcf66eb44fd72020-11-25T00:23:32ZengSyiah Kuala UniversityDepik Jurnal2089-77902502-61942017-08-016213814410.13170/depik.6.2.64356547Status padang lamun di Pulau Talago, Madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktifSukandar Sukandar0Citra S.U. DewiIlmu Kelautan, FPIK - Universitas Brawijaya, Jalan Veteran, MalangThe aims of the study were to evaluate the status of the seagrass beds in Talango Island in relation to diversity, density, and percentage area of seagrass; and to analyze the potential of seagrass as bioactive compounds by calculating the crude extract, which is produced. Data were collected in August 2016 using the transect quadrat method, perpendicular to the shoreline, on the north side of Talango Island. Extraction of seagrass leaves was carried from November to December 2016 at Exploration Fisheries Resources Laboratory FPIK UB, using polar, semi-polar and non-polar solvents. The results showed that the water quality on Talango Island is in good condition with water temperatures of  30.70C,  average salinity 310 ppt , dissolved oxygen of 8 mg /L and pH 7. There were four species of seagrass found on Talango Island, namely Enhalus acoroides, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, and Halodule pinifolia. Where H. pinifolia has has the highest density, while Enhalus acoroides has the highest covering area. Seagrass leaf that used in this study is E. acoroides, and produces raw extract about 0.8% non-polar compounds, 1.73% of polar compounds, and 0.13% semi-polar compounds. This raw extract shows that seagrass leaf has potential as bioactive compound. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status padang lamun di Pulau Talango, meliputi keragaman jenis, kerapatan jenis, penutupan jenis padang lamun dan  menganalisis potensi pemanfaatannya sebagai bahan baku bioaktif, dengan menghitung rendemen ekstrak kasar yang dihasilkan.Pengambilan data dilakukan pada Bulan Agustus 2016, dengan menggunakan metode transek kuadrat yang ditarik tegak lurus terhadap garis pantai, di sisi utara Pulau Talango.Ekstraksi daun lamun dilakukan pada Bulan November – Desember 2016 di Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Perikanan FPIK UB, dengan menggunakan pelarut polar, semi polar, dan non polar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan di Pulau Talango berada pada kondisi yang cukup baik, ditunjukkan dengan nilai suhu sebesar 30,70C, salinitas 310/00, konsentrasi oksigen terlarut (DO) sebesar 8mg/L, dan nilai pH sebesar 7.  Terdapat empat jenis lamun yang ditemukan di Pulau Talango, yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, dan Halodule pinifolia.Halodule pinifolia adalah lamun dengan kerapatan jenis tertinggi, sementara Cymodocea serulata adalah lamun dengan kerapatan jenis terendah. Daun lamun yang digunakan dalam penelitian adalah jenis Enhalus acoroides, dan menghasilkan rendemen ekstrak kasar sebesar 0,8% senyawa non polar, 1,73% senyawa polar, dan 0,13% senyawa semi polar. Rendemen yang dihasilkan menunjukkan bahwa ekstrak daun lamun ini memiliki potensi untuk diuji kandungan bioaktifnya.http://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/6435
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Sukandar Sukandar
Citra S.U. Dewi
spellingShingle Sukandar Sukandar
Citra S.U. Dewi
Status padang lamun di Pulau Talago, Madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktif
Depik Jurnal
author_facet Sukandar Sukandar
Citra S.U. Dewi
author_sort Sukandar Sukandar
title Status padang lamun di Pulau Talago, Madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktif
title_short Status padang lamun di Pulau Talago, Madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktif
title_full Status padang lamun di Pulau Talago, Madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktif
title_fullStr Status padang lamun di Pulau Talago, Madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktif
title_full_unstemmed Status padang lamun di Pulau Talago, Madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktif
title_sort status padang lamun di pulau talago, madura dan potensinya sebagai bahan baku bioaktif
publisher Syiah Kuala University
series Depik Jurnal
issn 2089-7790
2502-6194
publishDate 2017-08-01
description The aims of the study were to evaluate the status of the seagrass beds in Talango Island in relation to diversity, density, and percentage area of seagrass; and to analyze the potential of seagrass as bioactive compounds by calculating the crude extract, which is produced. Data were collected in August 2016 using the transect quadrat method, perpendicular to the shoreline, on the north side of Talango Island. Extraction of seagrass leaves was carried from November to December 2016 at Exploration Fisheries Resources Laboratory FPIK UB, using polar, semi-polar and non-polar solvents. The results showed that the water quality on Talango Island is in good condition with water temperatures of  30.70C,  average salinity 310 ppt , dissolved oxygen of 8 mg /L and pH 7. There were four species of seagrass found on Talango Island, namely Enhalus acoroides, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, and Halodule pinifolia. Where H. pinifolia has has the highest density, while Enhalus acoroides has the highest covering area. Seagrass leaf that used in this study is E. acoroides, and produces raw extract about 0.8% non-polar compounds, 1.73% of polar compounds, and 0.13% semi-polar compounds. This raw extract shows that seagrass leaf has potential as bioactive compound. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status padang lamun di Pulau Talango, meliputi keragaman jenis, kerapatan jenis, penutupan jenis padang lamun dan  menganalisis potensi pemanfaatannya sebagai bahan baku bioaktif, dengan menghitung rendemen ekstrak kasar yang dihasilkan.Pengambilan data dilakukan pada Bulan Agustus 2016, dengan menggunakan metode transek kuadrat yang ditarik tegak lurus terhadap garis pantai, di sisi utara Pulau Talango.Ekstraksi daun lamun dilakukan pada Bulan November – Desember 2016 di Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Perikanan FPIK UB, dengan menggunakan pelarut polar, semi polar, dan non polar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan di Pulau Talango berada pada kondisi yang cukup baik, ditunjukkan dengan nilai suhu sebesar 30,70C, salinitas 310/00, konsentrasi oksigen terlarut (DO) sebesar 8mg/L, dan nilai pH sebesar 7.  Terdapat empat jenis lamun yang ditemukan di Pulau Talango, yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea serulata, Halophila ovalis, dan Halodule pinifolia.Halodule pinifolia adalah lamun dengan kerapatan jenis tertinggi, sementara Cymodocea serulata adalah lamun dengan kerapatan jenis terendah. Daun lamun yang digunakan dalam penelitian adalah jenis Enhalus acoroides, dan menghasilkan rendemen ekstrak kasar sebesar 0,8% senyawa non polar, 1,73% senyawa polar, dan 0,13% senyawa semi polar. Rendemen yang dihasilkan menunjukkan bahwa ekstrak daun lamun ini memiliki potensi untuk diuji kandungan bioaktifnya.
url http://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/6435
work_keys_str_mv AT sukandarsukandar statuspadanglamundipulautalagomaduradanpotensinyasebagaibahanbakubioaktif
AT citrasudewi statuspadanglamundipulautalagomaduradanpotensinyasebagaibahanbakubioaktif
_version_ 1725356616594751488