Perspektif Gender dalam Putusan Pengadilan Pada Kasus Pelecehan Seksual
Penelitian ini bertujuan untuk menghapuskan pandangan diskriminatif akibat dipengaruhi oleh budaya patriarki yang menyebabkan terabaikannya nilai-nilai keadilan moral, sehingga diperlukan kesadaran akan kesetaraan gender dalam kepastian hukum dan dalam sistem peradilan. Metode dalam penelitian ini m...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Syiah Kuala
2020-08-01
|
Series: | Kanun: Jurnal Ilmu Hukum |
Subjects: | |
Online Access: | http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/kanun/article/view/14080 |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk menghapuskan pandangan diskriminatif akibat dipengaruhi oleh budaya patriarki yang menyebabkan terabaikannya nilai-nilai keadilan moral, sehingga diperlukan kesadaran akan kesetaraan gender dalam kepastian hukum dan dalam sistem peradilan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris dengan bahan primer berupa wawancara dan putusan pengadilan yang diambil secara random sampling, serta bahan hukum sekunder berupa buku, literatur, jurnal serta peraturan perundang-undangan. Substansi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dalam penanganan kasus pelecehan seksual saat ini tidak lagi memadai, karena per-kembangan jenis macam pelecehan seksual menurut Komnas Perempuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pertimbangan hukum yang dilakukan oleh hakim lebih memper-timbangkan faktor perbuatan daripada faktor korban. Dalam tiga kasus yang penulis teliti penjatuhan pidana jauh di bawah hukuman maksimal akibat penafsiran KUHP yang dilakukan hakim secara gramatikal yang terkurung oleh positivisme. Padahal penemuan hukum oleh hakim akan membentuk yurisprudensi dapat digunakan pada masa mendatang dengan lebih memperhatikan keadilan dan hak pemulihan bagi korban.
Gender Perspective in the Court System on Sexual Harassion Cases
This study aims to eradicate discriminatory views influenced by patriarchal culture which results in the neglect of moral values, so that awareness of gender equality is needed in the rule of law and in the justice system. This study uses empirical juridical methods. Primary legal materials was collected by conducting interviews and analyzing court decisions taken by random sampling method, as well as secondary legal materials was collected from books, literature, journals and statutory regulations. The substance of the Criminal Code in handling sexual harassment cases is currently no longer adequ-ate, due to the development of types of sexual harassment according to the National Commission on Women. This research concludes that the judge considers the act factor rather than the victim factor. In the three cases the author examined, criminal conviction was far below the maximum sentence due to grammatically interpretation of the Criminal Code by judges confined by positivism perspective. Though the legal finding (rechtvinding) by the judge will form jurisprudence, which can be used in the future by focusing more to justice and the right of recovery for victims. |
---|---|
ISSN: | 0854-5499 2527-8428 |