Diskursus Etika Sosial bagi Kalangan Injili: Mengenal Pemikiran Reinhold Niebuhr melalui The Serenity Prayer
Etika sosial bukanlah topik utama di kalangan Kristen injili, sehingga beredar asumsi bahwa orang Kristen injili cenderung pesimis tentang situasi dalam dunia dan karena itu menghindari isu-isu dalam etika sosial. Tulisan ini menawarkan diskursus etika sosial bagi kalangan Kristen injili dengan mem...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Sekolah Tinggi Teologi SAAT
2021-07-01
|
Series: | Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan |
Subjects: | |
Online Access: | https://ojs.seabs.ac.id/index.php/Veritas/article/view/419 |
Summary: | Etika sosial bukanlah topik utama di kalangan Kristen injili, sehingga beredar asumsi bahwa orang Kristen injili cenderung pesimis tentang situasi dalam dunia dan karena itu menghindari isu-isu dalam etika sosial. Tulisan ini menawarkan diskursus etika sosial bagi kalangan Kristen injili dengan memperkenalkan pemikiran Reinhold Niebuhr. The Serenity Prayer dipakai sebagai metode untuk membingkai pemikiran Niebuhr. Dalam pandangan Niebuhr manusia memiliki realitas paradoksal di dalam dirinya. Di satu sisi, ia adalah manusia berdosa yang memiliki keterbatasan dalam menerapkan kasih yang murni sebagaimana yang Yesus ajarkan. Di sisi lain, ia adalah gambar Allah yang memiliki kemampuan transendensi diri yang mampu berpikir kreatif untuk menciptakan kebaruan dalam hidupnya. Menyikapi realitas paradoksal ini, Niebuhr memberi saran untuk membangun landasan etika sosial yang realistis (dialektis) sehingga tidak jatuh pada sikap optimisme yang berlebihan apalagi jatuh pada sikap pesimisme yang cenderung fatalistik.
Social ethics is not a major topic that is often discussed among evangelical Christians. Therefore, arise assumption that evangelical Christians tend to be pessimistic about situations globally and avoid issues in social ethics. This article offers a discourse on social ethics for evangelical Christians by introducing Reinhold Niebuhr’s thoughts. The serenity prayer is used as a method to frame Niebuhr’s thoughts. In Niebuhr’s view, man has a paradoxical reality. He is a sinful man who has limitations in exercising the pure love that Jesus taught. On the other hand, he is an image of God who can self-transcendence and think creatively to create newness in his life. Responding to this paradoxical reality, Niebuhr gave suggestions to build a realistic (dialectical) social ethics foundation that does not fall into an attitude of excessive optimism, let alone fall into an attitude of pessimism that tends to be fatalistic.
|
---|---|
ISSN: | 1411-7649 2684-9194 |