MENGGUGAT NALAR FIQH PESANTREN

Fiqh merupakan produk ijtihâd yang digali dari al-Qur’ân,<br />Hadîts, ijmâ’ dan qiyâs. Dalam proses penggaliannya, fiqh<br />menggunakan metodologi ushûl fiqh sehingga menghasilkan<br />ketetapan hukum Islâm yang didasarkan pada otoritas nash dan<br />kekuatan nilai-nilai tu...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Habibullah Bahwi
Format: Article
Language:Arabic
Published: State College of Islamic Studies Pamekasan (STAIN Pamekasan) 2013-08-01
Series:Al Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata Sosial
Online Access:http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/alihkam/article/view/310
Description
Summary:Fiqh merupakan produk ijtihâd yang digali dari al-Qur’ân,<br />Hadîts, ijmâ’ dan qiyâs. Dalam proses penggaliannya, fiqh<br />menggunakan metodologi ushûl fiqh sehingga menghasilkan<br />ketetapan hukum Islâm yang didasarkan pada otoritas nash dan<br />kekuatan nilai-nilai tujuan syara’, yaitu mendatangkan<br />kemaslahatan dan menghilangkan kemudharatan. Namun<br />demikian, fiqh pesantren –pada tulisan ini mendapat kajian<br />khusus– merupakan salah satu produk fiqh masyarakat<br />pesantren yang terlahir dari nalar perspektif mereka yang<br />sangat verbalistik dan tercerabut dari dari akar metodologisnya.<br />Karena itu, proses penggaliannya perlu dikembalikan pada<br />idealisme pembentukan fiqh yang sesungguhnya agar menjadi<br />produk fiqh yang dapat menyelesaikan problematika umat<br />secara universal sertat menjawab tuntutan zaman dan teknologi.
ISSN:1907-591X
2442-3084