Tumor Neuroendokrin: Kasus Serial di RSUD Dr. Soetomo
Latar belakang: tumor neuroendokrin (NETs) adalah neoplasma yang dapat mensekresi hormon dengan sindrom klinis yang bervariasi. Meskipun insidennya relatif rendah, NETs merupakan tantangan klinis karena presentasi klinis yang bervariasi dan tidak ada modalitas pencitraan awal yang dapat efektif. Kas...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Udayana
2018-01-01
|
Series: | JBN (Jurnal Bedah Nasional) |
Online Access: | https://ojs.unud.ac.id/index.php/jbn/article/view/37960 |
id |
doaj-115a72d714f54c0da3d8f8c2e4dd0732 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-115a72d714f54c0da3d8f8c2e4dd07322020-11-25T00:49:17ZengUniversitas UdayanaJBN (Jurnal Bedah Nasional) 2548-59622548-981X2018-01-0121283910.24843/JBN.2018.v02.i01.p0537960Tumor Neuroendokrin: Kasus Serial di RSUD Dr. SoetomoMade Mahayasa0Paulus Soetamto Wibowo1Trainee Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, IndonesiaDivisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, IndonesiaLatar belakang: tumor neuroendokrin (NETs) adalah neoplasma yang dapat mensekresi hormon dengan sindrom klinis yang bervariasi. Meskipun insidennya relatif rendah, NETs merupakan tantangan klinis karena presentasi klinis yang bervariasi dan tidak ada modalitas pencitraan awal yang dapat efektif. Kasus: didapatkan 5 kasus tumor neuroendokrin selama kurun waktu 2 tahun (2008-2010). Hampir sebagian besar pasien yaitu 80% mengeluh nyeri abdomen dan 1 orang pasien (20%) dengan keluhan sulit defekasi. Dari pemeriksaan pencitraan awal, ditunjukkan bahwa terdapat 2 subjek dengan asal tumor dari pankreas, 1 dari paraaorta kiri, 1 dari supra-renalis, dan 1 dari presakral. Pemeriksaan jaringan tumor melalui FNAB (fine needle aspiration biopsy) mengonfirmasi adanya Malignant Neuroendocrine Tumor pada semua pasien. Pada pemeriksaan penanda jaringan intraseluler semua menunjukkan peningkatan NSE yaitu berkisar dari 30,9-218,40 ng/ml. Dari penilaian resektabilitas tumor didapatkan 1 orang resektabel, 3 orang non-resektabel, dan 1 orang lagi menolak tindakan. Pada sebuah kasus dilakukan reseksi luas, yaitu tumor neuroendokrin pre-sakral yang sudah infiltrasi ke os sakrum (S3-4). Selama follow up paska operasi pasien ini didapatkan metastasis pada hepar dan meninggal 2 tahun kemudian. Simpulan: tumor neuroendokrin adalah bentuk neoplasma yang jarang dan muncul dengan berbagai variasi klinis. Penegakan diagnosis jaringan dapat dilakukan dengan FNAB guiding USG (ultrasonografi) atau CT dan pemeriksaan penanda jaringan NSE. Penentuan resektabilitas tumor dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT, MSCT (multislice computed tomography) atau MRI (magnetic resonance imaging. Kesulitan dalam hal tindakan dan mortalitas yang tinggi disebabkan karena hampir sebagian besar pasien datang dalam keadaan tumor yang sudah lanjut.https://ojs.unud.ac.id/index.php/jbn/article/view/37960 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Made Mahayasa Paulus Soetamto Wibowo |
spellingShingle |
Made Mahayasa Paulus Soetamto Wibowo Tumor Neuroendokrin: Kasus Serial di RSUD Dr. Soetomo JBN (Jurnal Bedah Nasional) |
author_facet |
Made Mahayasa Paulus Soetamto Wibowo |
author_sort |
Made Mahayasa |
title |
Tumor Neuroendokrin: Kasus Serial di RSUD Dr. Soetomo |
title_short |
Tumor Neuroendokrin: Kasus Serial di RSUD Dr. Soetomo |
title_full |
Tumor Neuroendokrin: Kasus Serial di RSUD Dr. Soetomo |
title_fullStr |
Tumor Neuroendokrin: Kasus Serial di RSUD Dr. Soetomo |
title_full_unstemmed |
Tumor Neuroendokrin: Kasus Serial di RSUD Dr. Soetomo |
title_sort |
tumor neuroendokrin: kasus serial di rsud dr. soetomo |
publisher |
Universitas Udayana |
series |
JBN (Jurnal Bedah Nasional) |
issn |
2548-5962 2548-981X |
publishDate |
2018-01-01 |
description |
Latar belakang: tumor neuroendokrin (NETs) adalah neoplasma yang dapat mensekresi hormon dengan sindrom klinis yang bervariasi. Meskipun insidennya relatif rendah, NETs merupakan tantangan klinis karena presentasi klinis yang bervariasi dan tidak ada modalitas pencitraan awal yang dapat efektif. Kasus: didapatkan 5 kasus tumor neuroendokrin selama kurun waktu 2 tahun (2008-2010). Hampir sebagian besar pasien yaitu 80% mengeluh nyeri abdomen dan 1 orang pasien (20%) dengan keluhan sulit defekasi. Dari pemeriksaan pencitraan awal, ditunjukkan bahwa terdapat 2 subjek dengan asal tumor dari pankreas, 1 dari paraaorta kiri, 1 dari supra-renalis, dan 1 dari presakral. Pemeriksaan jaringan tumor melalui FNAB (fine needle aspiration biopsy) mengonfirmasi adanya Malignant Neuroendocrine Tumor pada semua pasien. Pada pemeriksaan penanda jaringan intraseluler semua menunjukkan peningkatan NSE yaitu berkisar dari 30,9-218,40 ng/ml. Dari penilaian resektabilitas tumor didapatkan 1 orang resektabel, 3 orang non-resektabel, dan 1 orang lagi menolak tindakan. Pada sebuah kasus dilakukan reseksi luas, yaitu tumor neuroendokrin pre-sakral yang sudah infiltrasi ke os sakrum (S3-4). Selama follow up paska operasi pasien ini didapatkan metastasis pada hepar dan meninggal 2 tahun kemudian. Simpulan: tumor neuroendokrin adalah bentuk neoplasma yang jarang dan muncul dengan berbagai variasi klinis. Penegakan diagnosis jaringan dapat dilakukan dengan FNAB guiding USG (ultrasonografi) atau CT dan pemeriksaan penanda jaringan NSE. Penentuan resektabilitas tumor dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT, MSCT (multislice computed tomography) atau MRI (magnetic resonance imaging. Kesulitan dalam hal tindakan dan mortalitas yang tinggi disebabkan karena hampir sebagian besar pasien datang dalam keadaan tumor yang sudah lanjut. |
url |
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jbn/article/view/37960 |
work_keys_str_mv |
AT mademahayasa tumorneuroendokrinkasusserialdirsuddrsoetomo AT paulussoetamtowibowo tumorneuroendokrinkasusserialdirsuddrsoetomo |
_version_ |
1725251892843380736 |