PENGARUH PROSES PENGOLAHAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP KADAR β-KAROTEN

Abstrak Pada banyak negara berkembang, defisiensi vitamin A menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Pemanfaatan bahan pangan nabati yang dapat menjadi sumber utama vitamin A merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Daun singkong adalah salah satu bahan pangan nabati y...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Meiliana Liem, Roekisti Ningsih, Endang Sutjiati
Format: Article
Language:English
Published: University of Brawijaya 2014-07-01
Series:Indonesian Journal of Human Nutrition
Online Access:https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/97
id doaj-1114d7004b264d48ad775c9448280797
record_format Article
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Meiliana Liem
Roekisti Ningsih
Endang Sutjiati
spellingShingle Meiliana Liem
Roekisti Ningsih
Endang Sutjiati
PENGARUH PROSES PENGOLAHAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP KADAR β-KAROTEN
Indonesian Journal of Human Nutrition
author_facet Meiliana Liem
Roekisti Ningsih
Endang Sutjiati
author_sort Meiliana Liem
title PENGARUH PROSES PENGOLAHAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP KADAR β-KAROTEN
title_short PENGARUH PROSES PENGOLAHAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP KADAR β-KAROTEN
title_full PENGARUH PROSES PENGOLAHAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP KADAR β-KAROTEN
title_fullStr PENGARUH PROSES PENGOLAHAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP KADAR β-KAROTEN
title_full_unstemmed PENGARUH PROSES PENGOLAHAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP KADAR β-KAROTEN
title_sort pengaruh proses pengolahan daun singkong (manihot esculenta crantz) dengan berbagai perlakuan terhadap kadar β-karoten
publisher University of Brawijaya
series Indonesian Journal of Human Nutrition
issn 2442-6636
2355-3987
publishDate 2014-07-01
description Abstrak Pada banyak negara berkembang, defisiensi vitamin A menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Pemanfaatan bahan pangan nabati yang dapat menjadi sumber utama vitamin A merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Daun singkong adalah salah satu bahan pangan nabati yang kaya β-karoten, dapat memberikan kontribusi terhadap kebutuhan vitamin A, dan mudah didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh variasi pengolahan daun singkong terhadap kadar β-karoten. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental rancangan acak lengkap (RAL) dengan unit eksperimental 100 gram daun singkong yang mirip dengan variasi Adira 4, segar, berwarna hijau cerah, tidak ada cacat atau noda pada permukaan kulit, dan bagian pucuk tanaman (3-5 susun daun). Daun singkong dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan pengolahan (segar, perebusan dengan air garam, perebusan dengan air garam dilanjutkan perebusan dengan santan, dan perebusan dengan air garam dilanjutkan dengan penumisan dengan minyak goreng) dengan 5 kali replikasi. Kadar β-karoten olahan daun singkong diukur dengan metode spektrofotometri. Hasil menunjukkan kadar β-karoten berbeda secara signifikan pada semua kelompok perlakuan pengolahan (p=0,001). Perlakuan yang satu dengan perlakuan yang lain pada semua pasangan perlakuan juga memiliki perbedaan yang signifikan. Kadar β-karoten olahan daun singkong dari yang tertinggi berturut-turut didapatkan dari pengolahan perebusan dengan air garam (79,534 ± 5,784 µg/g), perebusan dengan air garam dilanjutkan penumisan dengan minyak goreng (65,926 ± 6,244 µg/g), daun singkong segar (43,530 ± 11,062 µg/g), dan perebusan dengan air garam dilanjutkan perebusan dengan santan (19,022 ± 3,509 µg/g). Variasi cara pengolahan mempengaruhi kadar β-karoten dalam daun singkong akibat faktor-faktor pengolahan, seperti suhu, pH, waktu, matriks pangan, dan pemakaian minyak kelapa sawit. Daun singkong sebaiknya direbus dengan air garam untuk memperoleh manfaat β-karoten secara optimal. Kata Kunci: β-karoten, daun singkong, pengolahan, kadar Abstract In many developing countries, vitamin A deficiency is a serious public health problem. Vegetables become the main source of vitamin A to solve the problem. Cassava leaves are rich of β-carotene and easily obtained by Indonesians. This study aimed to determine the effect of processing practices of cassava leaves on the β-carotene content. This study used an experimental method completely randomized design (CRD) with an experimental unit of 100 grams of cassava leaves, which are similar to the variation Adira 4, fresh, bright green, no defects or stains on the leaf surface, and the shoots of plants (3-5 stacks). Cassava leaves were divided into 4 treatment groups of processing (fresh, boiling with salt water, boiling with salt water followed by boiling coconut milk, and boiling with salt water followed by sauteing with cooking oil) with 5 replications. β-carotene content of processed cassava leaves was measured by spectrophotometry method. The results are differed significantly in all groups (p = 0.001). One with another treatment from all couples treatments also had significant differences. β-carotene content of processed cassava leaves from the highest was obtained from the processing of boiling with salt water (79.534 ± 5.784 µg/g), boiling with salt water followed by sauteing with cooking oil (65.926 ± 6.244 µg/g), fresh cassava leaves (43.530 ± 11.062 µg/g), and boiling with salt water followed by boiling with coconut milk (19.022 ± 3.509 µg/g). Variation of processing practices affected β-carotene in cassava leaves due to the processing factors, such as temperature, pH, time, food matrix, and the use of palm oil. The best preparation method for cassava leaves is boiling with salt water to obtain the benefits of β-carotene optimally. Keywords: β-carotene, cassava leaves, processing practices, content
url https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/97
work_keys_str_mv AT meilianaliem pengaruhprosespengolahandaunsingkongmanihotesculentacrantzdenganberbagaiperlakuanterhadapkadarbkaroten
AT roekistiningsih pengaruhprosespengolahandaunsingkongmanihotesculentacrantzdenganberbagaiperlakuanterhadapkadarbkaroten
AT endangsutjiati pengaruhprosespengolahandaunsingkongmanihotesculentacrantzdenganberbagaiperlakuanterhadapkadarbkaroten
_version_ 1724731955149275136
spelling doaj-1114d7004b264d48ad775c94482807972020-11-25T02:52:01ZengUniversity of BrawijayaIndonesian Journal of Human Nutrition2442-66362355-39872014-07-0111233494PENGARUH PROSES PENGOLAHAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN TERHADAP KADAR β-KAROTENMeiliana Liem0Roekisti Ningsih1Endang Sutjiati2Siloam International Hospital, Denpasar, BaliLaboratorium Mikrobiologi, FK Universitas BrawijayaJurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemeskes MalangAbstrak Pada banyak negara berkembang, defisiensi vitamin A menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Pemanfaatan bahan pangan nabati yang dapat menjadi sumber utama vitamin A merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Daun singkong adalah salah satu bahan pangan nabati yang kaya β-karoten, dapat memberikan kontribusi terhadap kebutuhan vitamin A, dan mudah didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh variasi pengolahan daun singkong terhadap kadar β-karoten. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental rancangan acak lengkap (RAL) dengan unit eksperimental 100 gram daun singkong yang mirip dengan variasi Adira 4, segar, berwarna hijau cerah, tidak ada cacat atau noda pada permukaan kulit, dan bagian pucuk tanaman (3-5 susun daun). Daun singkong dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan pengolahan (segar, perebusan dengan air garam, perebusan dengan air garam dilanjutkan perebusan dengan santan, dan perebusan dengan air garam dilanjutkan dengan penumisan dengan minyak goreng) dengan 5 kali replikasi. Kadar β-karoten olahan daun singkong diukur dengan metode spektrofotometri. Hasil menunjukkan kadar β-karoten berbeda secara signifikan pada semua kelompok perlakuan pengolahan (p=0,001). Perlakuan yang satu dengan perlakuan yang lain pada semua pasangan perlakuan juga memiliki perbedaan yang signifikan. Kadar β-karoten olahan daun singkong dari yang tertinggi berturut-turut didapatkan dari pengolahan perebusan dengan air garam (79,534 ± 5,784 µg/g), perebusan dengan air garam dilanjutkan penumisan dengan minyak goreng (65,926 ± 6,244 µg/g), daun singkong segar (43,530 ± 11,062 µg/g), dan perebusan dengan air garam dilanjutkan perebusan dengan santan (19,022 ± 3,509 µg/g). Variasi cara pengolahan mempengaruhi kadar β-karoten dalam daun singkong akibat faktor-faktor pengolahan, seperti suhu, pH, waktu, matriks pangan, dan pemakaian minyak kelapa sawit. Daun singkong sebaiknya direbus dengan air garam untuk memperoleh manfaat β-karoten secara optimal. Kata Kunci: β-karoten, daun singkong, pengolahan, kadar Abstract In many developing countries, vitamin A deficiency is a serious public health problem. Vegetables become the main source of vitamin A to solve the problem. Cassava leaves are rich of β-carotene and easily obtained by Indonesians. This study aimed to determine the effect of processing practices of cassava leaves on the β-carotene content. This study used an experimental method completely randomized design (CRD) with an experimental unit of 100 grams of cassava leaves, which are similar to the variation Adira 4, fresh, bright green, no defects or stains on the leaf surface, and the shoots of plants (3-5 stacks). Cassava leaves were divided into 4 treatment groups of processing (fresh, boiling with salt water, boiling with salt water followed by boiling coconut milk, and boiling with salt water followed by sauteing with cooking oil) with 5 replications. β-carotene content of processed cassava leaves was measured by spectrophotometry method. The results are differed significantly in all groups (p = 0.001). One with another treatment from all couples treatments also had significant differences. β-carotene content of processed cassava leaves from the highest was obtained from the processing of boiling with salt water (79.534 ± 5.784 µg/g), boiling with salt water followed by sauteing with cooking oil (65.926 ± 6.244 µg/g), fresh cassava leaves (43.530 ± 11.062 µg/g), and boiling with salt water followed by boiling with coconut milk (19.022 ± 3.509 µg/g). Variation of processing practices affected β-carotene in cassava leaves due to the processing factors, such as temperature, pH, time, food matrix, and the use of palm oil. The best preparation method for cassava leaves is boiling with salt water to obtain the benefits of β-carotene optimally. Keywords: β-carotene, cassava leaves, processing practices, contenthttps://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/97