REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS LEARNING SOCIETY PASCAKONFLIK SOSIAL DI TERNATE
Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama, mengidentifikasi dan menganalisis secara mendalam nilai-nilai kearifan lokal melalui pendidikan masyarakat (learning society) pascakonflik sosial di Ternate, serta kedua, upaya merevitalisasi nilai-nilai tersebut untuk ditingkatkan dari kearifan lokal menj...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Negeri Yogyakarta
2016-12-01
|
Series: | Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi dan Aplikasi |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/7227 |
id |
doaj-110fe576f81346c998d845e0a26f2e11 |
---|---|
record_format |
Article |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Umar Mustafa Sadjim Noeng Muhadjir FX Sudarsono |
spellingShingle |
Umar Mustafa Sadjim Noeng Muhadjir FX Sudarsono REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS LEARNING SOCIETY PASCAKONFLIK SOSIAL DI TERNATE Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi dan Aplikasi Revitalisasi Kearifan lokal konflik sosial |
author_facet |
Umar Mustafa Sadjim Noeng Muhadjir FX Sudarsono |
author_sort |
Umar Mustafa Sadjim |
title |
REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS LEARNING SOCIETY PASCAKONFLIK SOSIAL DI TERNATE |
title_short |
REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS LEARNING SOCIETY PASCAKONFLIK SOSIAL DI TERNATE |
title_full |
REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS LEARNING SOCIETY PASCAKONFLIK SOSIAL DI TERNATE |
title_fullStr |
REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS LEARNING SOCIETY PASCAKONFLIK SOSIAL DI TERNATE |
title_full_unstemmed |
REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS LEARNING SOCIETY PASCAKONFLIK SOSIAL DI TERNATE |
title_sort |
revitalisasi nilai-nilai bhinneka tunggal ika dan kearifan lokal berbasis learning society pascakonflik sosial di ternate |
publisher |
Universitas Negeri Yogyakarta |
series |
Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi dan Aplikasi |
issn |
2302-6383 2502-1648 |
publishDate |
2016-12-01 |
description |
Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama, mengidentifikasi dan menganalisis secara mendalam nilai-nilai kearifan lokal melalui pendidikan masyarakat (learning society) pascakonflik sosial di Ternate, serta kedua, upaya merevitalisasi nilai-nilai tersebut untuk ditingkatkan dari kearifan lokal menjadi kearifan global. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan postpositivisme phenomenology Interpretif.Tempat penelitian difokuskan pada empat kecamatan yang berada di kota Ternate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) pengembangan nilai-nilai kearifan lokal yang direvitalisasi, melalui: (a) konsensus bersama;(b) reinternalisasi dengan jalur informal, learning society, dan formal.(c) nilai kearifan lokal terdiri dari nilai filosofi, pendidikan, sosial kemasyarakatan, ritual keagamaan, dan nilai kebangsaan. (2) Ternate ikon pluralisme sebagai bentuk kesadaran masyarakat untuk harmoni sosial, yaitu: (a) ketika konflik dan berakhirnya konflik kepercayaan masyarakat menurun, (b) ada subkultur etnis Tionghoa yang merupakan enclave dalam masyarakat Ternate, tetapi harmoni karena ada peran mutualisme, (c) upaya masyarakat yang difasilitasi pemerintah dengan menghimpun berbagai etnis dalam paguyuban dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sebagai salah satu upaya untuk mempermudah koordinasi, dan bagi tokoh panutan berada dalam Forum Kerukunan antarUmat Beragama (FKUB). (3) pentingnya Revitalisasi nilai pascakonflik sosial, dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu: (a) tingkat kepercayaan antarumat beragama rendah, (b) tingginya primordial dan fanatisme etnis. (c). tahapan revitalisasi meliputi, transformasi budaya, komunikasi, adaptasi, dan organisasi.Kata kunci: revitalisasi, kearifan lokal, konflik sosial
POST SOCIAL CONFLICT REVITALIZATION OF UNITY IN DIVERSITY VALUES AND LEARNING SOCIETY BASED LOCAL WISDOM IN TERNATE
Abstract
The aim of this study was: Firts, identify and analyze in depth the values of local wisdom through public education (learning society) after the social conflict in Ternate, and Second, efforts to revitalize these values to be upgraded from local knowledge into global wisdom. The method used is qualitative with phenomenology postpositivisme approach Interpretif.Tempat research focused on four districts in the city of Ternate. The Results of this research are: (1) development of the value of unity in diversity and local wisdom are revitalized, through: (a) consensus; (b) reinternalization with informal channels, learning society, and formal channels, and (c) the value of local wisdom consists of philosophy, educational, social, religious rituals, and nationality. (2) Ternate icon of pluralism as a form of public awareness for social harmony, namely: (a) when the conflict and the end of the conflict decreased public confidence, (b) there is a subculture of Chinese ethnic enclaves within Ternate society, but in harmony because there is the role of mutualism, (c) a community effort facilitated by the government collects in the community and the various ethnic intermingling of the National Forum (FPK) as part of efforts to facilitate coordination, and for being a role model in internal Harmony Forum (FKUB). (3) The importance of post-conflict revitalization of social values can be seen from several factors, namely: (a) the level of trust between religious communities are low, (b) high primordial and ethnic fanaticism, and (c) the stage of revitalization includes cultural transformation, communication, adaptation, and organization.
Keywords: revitalization, local wisdom, learning society, social conflicts |
topic |
Revitalisasi Kearifan lokal konflik sosial |
url |
http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/7227 |
work_keys_str_mv |
AT umarmustafasadjim revitalisasinilainilaibhinnekatunggalikadankearifanlokalberbasislearningsocietypascakonfliksosialditernate AT noengmuhadjir revitalisasinilainilaibhinnekatunggalikadankearifanlokalberbasislearningsocietypascakonfliksosialditernate AT fxsudarsono revitalisasinilainilaibhinnekatunggalikadankearifanlokalberbasislearningsocietypascakonfliksosialditernate |
_version_ |
1725695246968291328 |
spelling |
doaj-110fe576f81346c998d845e0a26f2e112020-11-24T22:43:32ZindUniversitas Negeri YogyakartaJurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi dan Aplikasi2302-63832502-16482016-12-014179918559REVITALISASI NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DAN KEARIFAN LOKAL BERBASIS LEARNING SOCIETY PASCAKONFLIK SOSIAL DI TERNATEUmar Mustafa Sadjim0Noeng Muhadjir1FX Sudarsono2Universitas Muhammadiyah Maluku Utara di TernateUniversitas Negeri YogyakartaUniversitas Negeri YogyakartaTujuan dari penelitian ini adalah: pertama, mengidentifikasi dan menganalisis secara mendalam nilai-nilai kearifan lokal melalui pendidikan masyarakat (learning society) pascakonflik sosial di Ternate, serta kedua, upaya merevitalisasi nilai-nilai tersebut untuk ditingkatkan dari kearifan lokal menjadi kearifan global. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan postpositivisme phenomenology Interpretif.Tempat penelitian difokuskan pada empat kecamatan yang berada di kota Ternate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) pengembangan nilai-nilai kearifan lokal yang direvitalisasi, melalui: (a) konsensus bersama;(b) reinternalisasi dengan jalur informal, learning society, dan formal.(c) nilai kearifan lokal terdiri dari nilai filosofi, pendidikan, sosial kemasyarakatan, ritual keagamaan, dan nilai kebangsaan. (2) Ternate ikon pluralisme sebagai bentuk kesadaran masyarakat untuk harmoni sosial, yaitu: (a) ketika konflik dan berakhirnya konflik kepercayaan masyarakat menurun, (b) ada subkultur etnis Tionghoa yang merupakan enclave dalam masyarakat Ternate, tetapi harmoni karena ada peran mutualisme, (c) upaya masyarakat yang difasilitasi pemerintah dengan menghimpun berbagai etnis dalam paguyuban dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sebagai salah satu upaya untuk mempermudah koordinasi, dan bagi tokoh panutan berada dalam Forum Kerukunan antarUmat Beragama (FKUB). (3) pentingnya Revitalisasi nilai pascakonflik sosial, dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu: (a) tingkat kepercayaan antarumat beragama rendah, (b) tingginya primordial dan fanatisme etnis. (c). tahapan revitalisasi meliputi, transformasi budaya, komunikasi, adaptasi, dan organisasi.Kata kunci: revitalisasi, kearifan lokal, konflik sosial POST SOCIAL CONFLICT REVITALIZATION OF UNITY IN DIVERSITY VALUES AND LEARNING SOCIETY BASED LOCAL WISDOM IN TERNATE Abstract The aim of this study was: Firts, identify and analyze in depth the values of local wisdom through public education (learning society) after the social conflict in Ternate, and Second, efforts to revitalize these values to be upgraded from local knowledge into global wisdom. The method used is qualitative with phenomenology postpositivisme approach Interpretif.Tempat research focused on four districts in the city of Ternate. The Results of this research are: (1) development of the value of unity in diversity and local wisdom are revitalized, through: (a) consensus; (b) reinternalization with informal channels, learning society, and formal channels, and (c) the value of local wisdom consists of philosophy, educational, social, religious rituals, and nationality. (2) Ternate icon of pluralism as a form of public awareness for social harmony, namely: (a) when the conflict and the end of the conflict decreased public confidence, (b) there is a subculture of Chinese ethnic enclaves within Ternate society, but in harmony because there is the role of mutualism, (c) a community effort facilitated by the government collects in the community and the various ethnic intermingling of the National Forum (FPK) as part of efforts to facilitate coordination, and for being a role model in internal Harmony Forum (FKUB). (3) The importance of post-conflict revitalization of social values can be seen from several factors, namely: (a) the level of trust between religious communities are low, (b) high primordial and ethnic fanaticism, and (c) the stage of revitalization includes cultural transformation, communication, adaptation, and organization. Keywords: revitalization, local wisdom, learning society, social conflictshttp://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/7227RevitalisasiKearifan lokalkonflik sosial |