HARMONI KEHIDUPAN SOSIAL BEDA AGAMA DAN ALIRAN DI KUDUS
Terjadinya konflik antar dan intern umat beragama menghiasi pemberitaan media massa cetak dan elektronik setiap jengkal detik di negeri ini. Konflik tersebut dipicu oleh hal-hal yang sangat sederhana hingga persoalan besar di tengah masyarakat. Bahkan, sudah menjadi kelaziman jika sebuah desa terdap...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus
2015-11-01
|
Series: | Addin |
Online Access: | http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Addin/article/view/569 |
Summary: | Terjadinya konflik antar dan intern umat beragama menghiasi pemberitaan media massa cetak dan elektronik setiap jengkal detik di negeri ini. Konflik tersebut dipicu oleh hal-hal yang sangat sederhana hingga persoalan besar di tengah masyarakat. Bahkan, sudah menjadi kelaziman jika sebuah desa terdapat multi-pemeluk agama atau aliran dalam agama, sudah hampir dipastikan yang terjadi konflik, baik konflik terbuka, semi terbuka, maupun konflik tertutup. Hal tersebut bukan berarti terjadi pukul rata bahwa selalu terjadi konflik jika terdapat sebuah komunitas yang terdapat multi-pemeluk agama. Sebagaimana terjadi di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus pada 2012, warga berjumlah 4.327 jiwa, mayoritas muslim, umat Kristiani 16 orang , Buddhis 40 orang , dan pemeluk aliran Ahmadiyah 14 KK yang berada di satu kelurahan dan masing-masing memiliki tempat ibadah yang saling berdekatan, tetapi penuh dengan kedamaian. Interaksi yang positif terwujud di Desa Colo karena terciptanya harmoni interaksi sosial, terwujudnya empati sosial, dan terantisipasinya perilaku agresif. Semua itu terwujud karena kesamaan kepentingan untuk menjunjung tinggi kesederajatan sebagai sesama umat manusia. Faktor pendukung kerukunan terwujud karena antar pemeluk agama dan atau intern agama yang berbeda aliran terdapat hubungan persaudaraan (genealogis), terjadi simbiosis mutualisme di bidang perekonomian, pemahaman dalam batin antar pemeluk agama dan atau intern agama yang berbeda aliran diwujudkan dalam kehidupan dengan mengedepankan persamaan kebutuhan dan menafikan konflik yang dipicu oleh perbedaan keyakinan dan agama, pola pikir antar pemeluk agama dan atau intern agama yang berbeda aliran terjauhkan dari sikap negatif. Tidak terjadi konflik antar pemeluk agama dan aliran karena tidak adanya loko dan pemicu konflik, sumber konflik tertangani, perilaku agresif yang terantisipasi, dan faktor pemicu kekerasan teredam. Kerukunan sebagai kebutuhan bersama yang difasilitasi secara bersama-sama antara warga, tokoh, dan perangkat pemerintahan. Warga mayoritas tidak mudah tersulut pemberitaan media dan gosip yang tertebar setiap saat untuk menerkam yang minoritas. Terwujudnya toleransi beragama antar dan intern umat beragama dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pendekatan budaya dan keharmonisan sosial. Dengan demikian, pendekatan yang menggunakan aspek keamanan secara alami ternafikan.
Kata Kunci: Nirkonflik, Antar Umat dan Intern Umat Beragama, Aliran Agama.
HARMONY OF SOCIAL LIFE OF DIFFERENT RELIGION IN KUDUS. Internal and interreligious conflict has colored social reality in this country. The most important thing to solve the problem is finding its fundamental cause. However, religious life among the society does not necessarily mean conflict or religious differences is not identical with conflict. Research conducted 2012 in Colo Village, Dawe, Kudus, Central Java shows that people from different religious background has created harmony among themselves. This research uses observation and interview to collect data from the research field and applies descriptive qualitative analysis. In 2012 the population in Colo is 4.327 people consisting of 2.400 family in which the majority are Moslem. There are also 16 Christians, 40 Buddhists and 14 Ahmadiyahs family living in one village. All religious adherents build their own sacred places consisting of five mosques (the Muria Mosque in Muria Mountain built by the Central Java Provincial government, two mosques in Colo village and a mosque built by Ahmady people), 11 mushalla (Muslim prayer house) spread in four hamlet of Colo, a church beside a vihara. The vihara was built during Gus Durs presidency. In addition, there are two private Islamic schools, two elementary schools, a private junior Islamic high school (MTs), a private senior Islamic high school (MA), three Quranic learning centers, a kindergarten and an Islamic playgroup. Religious harmony among the society in Colo is established through social and cultural life in which most of them has good income. They are not easily triggered by conflict and there is no such conflict trigger, moreover they have a strong family ties among people from different religious background.
Keywords: Nirconflict, Internal and Interreligious Conflict, Ideology of Religion. |
---|---|
ISSN: | 0854-0594 2476-9479 |