Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber Wonosobo

This article discusses two important studies. First, the way the Kalibeber Wonosobo community handles waste. Second, the model of waste management in the Kalibeber Wonosobo group. This research uses a Participatory Action Research approach. This approach involves the Kalibeber community as an object...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Imam Subqi, Ulul Albab
Format: Article
Language:English
Published: Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam 2019-12-01
Series:Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan
Subjects:
Online Access:http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/JPMI/article/view/1538
id doaj-0f65b7a509894e689d65fdbb0f768e9c
record_format Article
spelling doaj-0f65b7a509894e689d65fdbb0f768e9c2021-07-12T15:34:38ZengProgram Studi Pengembangan Masyarakat IslamJurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan2580-863X2597-77682019-12-013245147610.14421/jpm.2019.032-101221Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber WonosoboImam Subqi0Ulul Albab1Institut Agama Islam Negeri SalatigaInstitut Agama Islam Negeri SalatigaThis article discusses two important studies. First, the way the Kalibeber Wonosobo community handles waste. Second, the model of waste management in the Kalibeber Wonosobo group. This research uses a Participatory Action Research approach. This approach involves the Kalibeber community as an object and subject as well as to deal with waste. The results of this study show two important scopes. First, the Kalibeber Wonosobo community has an initiative to deal with waste. The initiative emerged because the community felt the environment was dirty, the river water flow was obstructed, and many sufferers of itching. Second, the waste management model uses decentralization. Waste management is carried out in each sub-area to be able to reuse waste (recycling). This discourse is different from other studies. The most prominent differentiating side is the active role of the community by being able to separate organic and inorganic waste. The community operates independently with a voluntary financing mechanism. Artikel ini membahas dua kajian penting. Pertama, cara masyarakat Kalibeber Wonosobo menangani sampah. Kedua, model pengelolaan sampah kelompok paguyuban peduli sampah Kalibeber Wonosobo. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research. Pendekatan ini melibatkan masyarakat kalibeber sebagai obyek dan subyek sekaligus untuk menangani sampah. Hasil penelitian ini menunjukan dua cakupan penting. Pertama, masyarakat Kalibeber Wonosobo memiliki inisiatif untuk menangani sampah. Inisiatif muncul karena masyarakat merasakan lingkungan kotor, aliran air sungai terhambat, dan banyak penderita penyakit gatal-gatal. Kedua, model pengelolaan sampah menggunakan desentralisasi. Pengelolahan sampah ini dilakukan pada setiap sub area untuk bisa memanfaatkan kembali sampah (daur ulang). Diskursus ini berbeda dengan kajian lain. Sisi pembeda yang paling menonjol, antara lain peran masyarakat yang aktif dengan mampu memisahkan sampah organik dan anorganik. Masyarakat bergerak mandiri dengan mekanisme pembiayaan secara sukarela.http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/JPMI/article/view/1538wastemanagement modelthe group of paguyuban peduli sampah kalibeber.
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Imam Subqi
Ulul Albab
spellingShingle Imam Subqi
Ulul Albab
Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber Wonosobo
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan
waste
management model
the group of paguyuban peduli sampah kalibeber.
author_facet Imam Subqi
Ulul Albab
author_sort Imam Subqi
title Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber Wonosobo
title_short Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber Wonosobo
title_full Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber Wonosobo
title_fullStr Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber Wonosobo
title_full_unstemmed Model Pengelolaan Sampah di Kelompok Paguyuban Peduli Sampah Kalibeber Wonosobo
title_sort model pengelolaan sampah di kelompok paguyuban peduli sampah kalibeber wonosobo
publisher Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam
series Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan
issn 2580-863X
2597-7768
publishDate 2019-12-01
description This article discusses two important studies. First, the way the Kalibeber Wonosobo community handles waste. Second, the model of waste management in the Kalibeber Wonosobo group. This research uses a Participatory Action Research approach. This approach involves the Kalibeber community as an object and subject as well as to deal with waste. The results of this study show two important scopes. First, the Kalibeber Wonosobo community has an initiative to deal with waste. The initiative emerged because the community felt the environment was dirty, the river water flow was obstructed, and many sufferers of itching. Second, the waste management model uses decentralization. Waste management is carried out in each sub-area to be able to reuse waste (recycling). This discourse is different from other studies. The most prominent differentiating side is the active role of the community by being able to separate organic and inorganic waste. The community operates independently with a voluntary financing mechanism. Artikel ini membahas dua kajian penting. Pertama, cara masyarakat Kalibeber Wonosobo menangani sampah. Kedua, model pengelolaan sampah kelompok paguyuban peduli sampah Kalibeber Wonosobo. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research. Pendekatan ini melibatkan masyarakat kalibeber sebagai obyek dan subyek sekaligus untuk menangani sampah. Hasil penelitian ini menunjukan dua cakupan penting. Pertama, masyarakat Kalibeber Wonosobo memiliki inisiatif untuk menangani sampah. Inisiatif muncul karena masyarakat merasakan lingkungan kotor, aliran air sungai terhambat, dan banyak penderita penyakit gatal-gatal. Kedua, model pengelolaan sampah menggunakan desentralisasi. Pengelolahan sampah ini dilakukan pada setiap sub area untuk bisa memanfaatkan kembali sampah (daur ulang). Diskursus ini berbeda dengan kajian lain. Sisi pembeda yang paling menonjol, antara lain peran masyarakat yang aktif dengan mampu memisahkan sampah organik dan anorganik. Masyarakat bergerak mandiri dengan mekanisme pembiayaan secara sukarela.
topic waste
management model
the group of paguyuban peduli sampah kalibeber.
url http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/JPMI/article/view/1538
work_keys_str_mv AT imamsubqi modelpengelolaansampahdikelompokpaguyubanpedulisampahkalibeberwonosobo
AT ululalbab modelpengelolaansampahdikelompokpaguyubanpedulisampahkalibeberwonosobo
_version_ 1721307037182197760