ANALISIS PERMUKIMAN PEMULUNG SEBAGAI SEBUAH ASSEMBLAGE STUDI KASUS: PERMUKIMAN PEMULUNG DI WILAYAH JURANGMANGU, TANGERANG SELATAN
ABSTRAK. Keberadaan pemulung adalah suatu fenomena umum di kota-kota Indonesia. Dalam fenomena keberadaan pemulung, terdapat sebuah paradoks. Di satu sisi, terdapat pandangan bahwa pemulung memiliki pengaruh negatif bagi lingkungan sosial maupun fisik. Di sisi lain, pekerjaan sebagai pemulung mem...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2017-01-01
|
Series: | Nalars |
Online Access: | https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/1018 |
Summary: | ABSTRAK. Keberadaan pemulung adalah suatu fenomena umum di kota-kota Indonesia. Dalam fenomena keberadaan pemulung, terdapat sebuah paradoks. Di satu sisi, terdapat pandangan bahwa pemulung memiliki pengaruh negatif bagi lingkungan sosial maupun fisik. Di sisi lain, pekerjaan sebagai pemulung memberi kontribusi positif dalam hal proses daur ulang sampah serta dalam memberikan alternatif lapangan kerja. Paradoks ini membuat keberadaan pemulung menarik untuk dikaji, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkung bangunnya.
Kajian mengenai pemulung dari sudut pandang sosial dan ekonomi telah banyak dilakukan dalam berbagai penelitian. Namun, sejauh ini, belum ada penelitian yang membahas persoalan pemulung dari sudut pandang lingkung bangun permukimannya. Penelitian ini dilakukan untuk memberi kontribusi dalam hal tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pembentukan dan perubahan lingkung bangun permukiman pemulung, berdasarkan hasil observasi terhadap dua permukiman pemulung di Jurangmangu, Tangerang Selatan, dan wawancara kepada penghuninya. Bentukan suatu lingkung bangun terkait dengan pola kegiatan, serta dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan ekonomi dari manusia di dalamnya. Untuk itu, penelitian ini membahas tentang lingkung bangun permukiman pemulung serta hubungannya dengan pola aktivitas dan sistem sosial ekonomi penghuninya.
Kata kunci: permukiman pemulung, assemblage.
ABSTRACT. The phenomena of informal waste-picker settlements are very common in many cities in developing countries. Behind the rapid development and the image of economical wealth, lies beneath the informal waste-picker settlements which may often be overlooked. The existence of the informal waste-picker settlements is like two sides of a knife. On one hand, the settlements are often perceived as giving the negative impact to the social and physical condition of the city. On the other hand, their job in reducing waste and providing alternative employment is perceived as giving positive impact to the city. This binary oppositions and their impact to the social, economical condition and the built environment are the focus of this research
There are some research on social and economical condition of informal waste-picker settlements. However, the research on the urban assemblage of informal waste-picker settlements are not very common. Therefore, this research focus on how the social and economical condition shape the informal waste-picker settlements in terms of urban assemblage.
This research investigates the development and transformation of the informal waste-picker settlements in two prime locations in Jurangmangu, South Tangerang. The methods are through observation and interview to key persons (leaders) on each settlement. The urban assemblage on these waste-picker settlements is heavily influenced by social and economical condition and activity of their users.
Key words: waste picker settlements, urban assemblage, informality |
---|---|
ISSN: | 1412-3266 2549-6832 |