INSTABILITAS TOKOH-TOKOH BISSU DALAM FIKSI FAISAL ODDANG: FENOMENA ZONA INTERTEKSTUALITAS HETEROTOPIA
INSTABILITY OF BISSU CHARACTERS IN FAISAL ODDANG'S FICTION: THE PHENOMENON OF INTERTEXTUALITY ZONE HETEROTOPIA Abstract: This article describes the phenomenon of instability bissu characters in literary works by Faisal Oddang. The research subjects were the novel Tiba Sebelum Berangkat and sho...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Negeri Malang
2020-08-01
|
Series: | Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya |
Online Access: | http://journal2.um.ac.id/index.php/jbs/article/view/12472 |
Summary: | INSTABILITY OF BISSU CHARACTERS IN FAISAL ODDANG'S FICTION: THE PHENOMENON OF INTERTEXTUALITY ZONE HETEROTOPIA
Abstract: This article describes the phenomenon of instability bissu characters in literary works by Faisal Oddang. The research subjects were the novel Tiba Sebelum Berangkat and short story anthology Sawerigading Datang dari Laut. Both of these works were used as a source of primary data, whereas books or journal articles about bissu was used as a secondary data source. This article utilizes the theory initiated by Brian McHale statement about literary work in the postmodernist zone. If the dominant is the ontological trait rather than epistemological, it raises issues and components of different and encroaches on the historical zone. The analysis was shown from fiction to fiction, such as one written by Oddang about bissu character which was presented in inconsistent and encroaching way. Oddang presented bissu in various characterizations and professions. A bissu was shown in one story to have a libido, to work as a spy for the rebellious act, and that the leader bissu only prioritizes ego. In the other story, however, a bissu was shown to work as bridal makeup artist. Still in another story, bissu was shown to work as a translator for the epic I La Galigo. Inconsistency is also seen at the characters of Isuri and Rahing, whom he often utilized in the storyline. The changes of bissu characters in every literary work showed an ontological instability—a universe called intertextuality zone heterotopia. Therefore, Oddang’s works belong to postmodernism, giving insights to readers that there is a new subject being painted.
Keywords: postmodern, ontological, bissu, Faisal Oddang, intertextuality zone heterotopia
INSTABILITAS TOKOH-TOKOH BISSU DALAM FIKSI FAISAL ODDANG: FENOMENA ZONA INTERTEKSTUALITAS HETEROTOPIA
Abstrak: Artikel ini mendeskripsikan fenomena instabilitas tokoh-tokoh bissu dalam karya fiksi Faisal Oddang. Subjek penelitian adalah novel Tiba Sebelum Berangkat dan antologi cerpen Sawerigading Datang dari Laut. Kedua karya tersebut digunakan sebagai sumber data primer, sedangkan buku atau jurnal penelitian mengenai bissu digunakan sebagai sumber data sekunder. Artikel ini memanfaatkan teori yang digagas oleh Brian McHale mengenai keberadaan karya fiksi yang dikatakan masuk zona pascamodernis apabila yang dominan adalah sifat ontologis daripada epistemologis. Sifat ontologis mengangkat isu-isu dan komponen-komponen yang berbeda-beda dan melanggar batas zona historis. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari karya fiksi satu ke fiksi lainnya yang sama-sama ditulis Oddang, tokoh bissu dihadirkan secara inkonsisten dan melanggar batas. Oddang menampilkan bissu dengan berbagai penokohan dan profesi. Dalam satu cerita, Bissu ditunjukkan memiliki libido, menjadi mata-mata pemberontakan, dan pemimpin bissu hanya memprioritaskan ego sendiri. Dalam cerita lain, bissu berprofesi sebagai perias pengantin, dalam cerita lainnya lagi bissu bekerja sebagai penerjemah kitab I La Galigo. Selain itu, inkosistensi juga tampak pada tokoh Rahing dan Isuri yang seringkali ia manfaatkan dalam alur cerita. Terjadinya perubahan diri tokoh-tokoh bissu dalam setiap karya fiksi, menunjukkan terjadinya instabilitas ontologis—sebuah kesemestaan yang disebut dengan zona intertekstualitas heterotopia. Oleh karena itu, karya-karya Oddang ini adalah karya pascamodern dengan memberikan pencerahan kepada pembacanya bahwa ada perihal baru yang terlukis.
Kata Kunci: pascamodern, ontologis, bissu, Faisal Oddang, zona intertekstualitas heterotopia
Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p177 |
---|---|
ISSN: | 0854-8277 2550-0635 |