Menggugat Kebhinekaan: Respon Intelektual Muda Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang terhadap Kepemimpinan Non Muslim
Dalam tradisi intelektual Islam, ada tiga persoalan yang selalu dibicarakan terkait kepemimpinan politik dalam negara. Pertama, soal pemimpin yang kurang layak (imāmatul mafḍūl). Kedua, soal pemimpin yang suka maksiat (imāmatul fāsiq). Dan ketiga, soal pemimpin non-Muslim (imāmatul kāfir). Dinamika...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
1970-01-01
|
Series: | Intizar |
Subjects: | |
Online Access: | http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/view/2182 |
id |
doaj-0e5c4a9c58f64ad6b0d27a2014518321 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-0e5c4a9c58f64ad6b0d27a20145183212020-11-24T20:52:11ZindUniversitas Islam Negeri Raden Fatah PalembangIntizar1412-16972477-38161970-01-0123221524010.19109/intizar.v23i2.21822182Menggugat Kebhinekaan: Respon Intelektual Muda Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang terhadap Kepemimpinan Non MuslimIzomiddin Izomiddin0Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah PalembangDalam tradisi intelektual Islam, ada tiga persoalan yang selalu dibicarakan terkait kepemimpinan politik dalam negara. Pertama, soal pemimpin yang kurang layak (imāmatul mafḍūl). Kedua, soal pemimpin yang suka maksiat (imāmatul fāsiq). Dan ketiga, soal pemimpin non-Muslim (imāmatul kāfir). Dinamika tersebut menjadi urgen untuk ditelaah terutama dalam ranah pemimpin non-Muslim (imāmatul kāfir). Pertanyaan yang berkembang atas hal tersebut adalah (1) Bagaimana respon intelektual muda Pascasarjana UIN Raden Fatah atas kepemimpinan non muslim?; (2) Bagaimana langkah strategis mengokohkan kebhinekaan dengan meminimalisir perdebatan kepemimpinan non muslim perspektif intelektual muda Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang ?. Kedua nya berdaya guna terutama kontribusi dalam membangun kebhinekaan yang memberikan kebersamaan dan kedamaian di Indonesia. Menjadi bahan kajian lanjutan terutama penguatan konsep kepemimpinan yang pluralishttp://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/view/2182Kebhinekaan, Intelektual Muda, Kepemimpinan |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Izomiddin Izomiddin |
spellingShingle |
Izomiddin Izomiddin Menggugat Kebhinekaan: Respon Intelektual Muda Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang terhadap Kepemimpinan Non Muslim Intizar Kebhinekaan, Intelektual Muda, Kepemimpinan |
author_facet |
Izomiddin Izomiddin |
author_sort |
Izomiddin Izomiddin |
title |
Menggugat Kebhinekaan: Respon Intelektual Muda Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang terhadap Kepemimpinan Non Muslim |
title_short |
Menggugat Kebhinekaan: Respon Intelektual Muda Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang terhadap Kepemimpinan Non Muslim |
title_full |
Menggugat Kebhinekaan: Respon Intelektual Muda Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang terhadap Kepemimpinan Non Muslim |
title_fullStr |
Menggugat Kebhinekaan: Respon Intelektual Muda Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang terhadap Kepemimpinan Non Muslim |
title_full_unstemmed |
Menggugat Kebhinekaan: Respon Intelektual Muda Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang terhadap Kepemimpinan Non Muslim |
title_sort |
menggugat kebhinekaan: respon intelektual muda program pascasarjana uin raden fatah palembang terhadap kepemimpinan non muslim |
publisher |
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang |
series |
Intizar |
issn |
1412-1697 2477-3816 |
publishDate |
1970-01-01 |
description |
Dalam tradisi intelektual Islam, ada tiga persoalan yang selalu dibicarakan terkait kepemimpinan politik dalam negara. Pertama, soal pemimpin yang kurang layak (imāmatul mafḍūl). Kedua, soal pemimpin yang suka maksiat (imāmatul fāsiq). Dan ketiga, soal pemimpin non-Muslim (imāmatul kāfir). Dinamika tersebut menjadi urgen untuk ditelaah terutama dalam ranah pemimpin non-Muslim (imāmatul kāfir). Pertanyaan yang berkembang atas hal tersebut adalah (1) Bagaimana respon intelektual muda Pascasarjana UIN Raden Fatah atas kepemimpinan non muslim?; (2) Bagaimana langkah strategis mengokohkan kebhinekaan dengan meminimalisir perdebatan kepemimpinan non muslim perspektif intelektual muda Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang ?. Kedua nya berdaya guna terutama kontribusi dalam membangun kebhinekaan yang memberikan kebersamaan dan kedamaian di Indonesia. Menjadi bahan kajian lanjutan terutama penguatan konsep kepemimpinan yang pluralis |
topic |
Kebhinekaan, Intelektual Muda, Kepemimpinan |
url |
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/view/2182 |
work_keys_str_mv |
AT izomiddinizomiddin menggugatkebhinekaanresponintelektualmudaprogrampascasarjanauinradenfatahpalembangterhadapkepemimpinannonmuslim |
_version_ |
1716800613734416384 |