Beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [Telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption]
<p>Salah satu Rencana Pita Lebar Indonesia tahun 2014 – 2019 yaitu dapat memberikan akses bergerak di wilayah pedesaan menjangkau 52% pupulasi dengan data rate mencapai 1 Mbps. Agar layanan pita lebar dapat terjangkau oleh masyarakat luas, maka harga layanan pita lebar ditargetkan paling ti...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Ministry of Communication and Information Technology, R and D Center for Post and ICT Resources and Equipments
2016-07-01
|
Series: | Buletin Pos dan Telekomunikasi: Media Komunikasi Ilmiah |
Subjects: | |
Online Access: | https://online.bpostel.com/index.php/bpostel/article/view/143 |
id |
doaj-0e55f54623284506af89b68a98769ad9 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-0e55f54623284506af89b68a98769ad92020-12-29T07:40:27ZindMinistry of Communication and Information Technology, R and D Center for Post and ICT Resources and EquipmentsBuletin Pos dan Telekomunikasi: Media Komunikasi Ilmiah1693-09912443-15242016-07-01141395010.17933/bpostel.2016.140104143Beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [Telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption]Sri Ariyanti0Puslitbang Sumber Daya, Perangkat dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika Jl. Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta 10110, Indonesia<p>Salah satu Rencana Pita Lebar Indonesia tahun 2014 – 2019 yaitu dapat memberikan akses bergerak di wilayah pedesaan menjangkau 52% pupulasi dengan data rate mencapai 1 Mbps. Agar layanan pita lebar dapat terjangkau oleh masyarakat luas, maka harga layanan pita lebar ditargetkan paling tinggi sebesar 5% dari rata-rata pendapatan bulanan pada akhir tahun 2019. Rencana pita lebar dengan target minimal data rate tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya perubahan teknologi. Teknologi yang mendukung terpenuhinya data rate tersebut antara lain teknologi 3.5G dan 4G LTE. Dalam rangka upgrade teknologi, perlu adanya biaya yang cukup besar yang dikeluarkan oleh operator. Biaya tersebut sangat mempengaruhi besar biaya yang akan dibebankan kepada pelanggan. Oleh karena itu dalam penelitian ini mengkaji seberapa besar biaya yang ditanggung pelanggan seluler setelah adanya teknologi baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya yang dibebankan kepada masyarakat sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Rencana Pita Lebar Indonesia. Teknik peneltiian ini menggunakan pendekatan data kuantitatif yang dianalisis dengan ekonometrika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data penegeluarna telekomunikasi rumah tangga maupun data ARPU, biaya yang dibebankan kepada pelanggan sudah memenuhih persyaratan yang telah ditetapaka oleh rencana pita lebar Indonesia yaitu kurang dari 5%.</p><p> </p><p>*****</p><p><em>One of the Indonesia Broadband Plan in 2014 – 2019 is that it can be provided mobile data reaching 52% rural areas with data rate up to 1 Mbps. In order to be affordable, so that maximum price is 5% of the average monthly income at the end of 2019. That data rate cannot be achieved without upgrading the technology. The technology of 3.5G and 4G are among others technology that can support high data rate. In order to upgrade technology, it needs a considerable cost from mobile operators, while it can influence the cost that will be charged to the customer. Therefore, this paper studied how much the cost for data users after adopt new technology. This study aimed to know whether social cost is appropriate to Indonesia Broadband Plan. This research used a quantitative approach with econometrics analysis. The result showed that based on data of Household Expenditure with Budget for Telecommunications and ARPU, the cost charged to the customer has been complied with Indonesia Broadband Plan is less than 5 %.</em></p>https://online.bpostel.com/index.php/bpostel/article/view/143technology, cost, arpu |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Sri Ariyanti |
spellingShingle |
Sri Ariyanti Beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [Telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption] Buletin Pos dan Telekomunikasi: Media Komunikasi Ilmiah technology, cost, arpu |
author_facet |
Sri Ariyanti |
author_sort |
Sri Ariyanti |
title |
Beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [Telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption] |
title_short |
Beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [Telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption] |
title_full |
Beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [Telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption] |
title_fullStr |
Beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [Telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption] |
title_full_unstemmed |
Beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [Telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption] |
title_sort |
beban biaya telekomunikasi yang dikeluarkan masyarakat pengaruh dari adopsi teknologi [telecommunication costs incurred expenses society effect of technology adoption] |
publisher |
Ministry of Communication and Information Technology, R and D Center for Post and ICT Resources and Equipments |
series |
Buletin Pos dan Telekomunikasi: Media Komunikasi Ilmiah |
issn |
1693-0991 2443-1524 |
publishDate |
2016-07-01 |
description |
<p>Salah satu Rencana Pita Lebar Indonesia tahun 2014 – 2019 yaitu dapat memberikan akses bergerak di wilayah pedesaan menjangkau 52% pupulasi dengan data rate mencapai 1 Mbps. Agar layanan pita lebar dapat terjangkau oleh masyarakat luas, maka harga layanan pita lebar ditargetkan paling tinggi sebesar 5% dari rata-rata pendapatan bulanan pada akhir tahun 2019. Rencana pita lebar dengan target minimal data rate tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya perubahan teknologi. Teknologi yang mendukung terpenuhinya data rate tersebut antara lain teknologi 3.5G dan 4G LTE. Dalam rangka upgrade teknologi, perlu adanya biaya yang cukup besar yang dikeluarkan oleh operator. Biaya tersebut sangat mempengaruhi besar biaya yang akan dibebankan kepada pelanggan. Oleh karena itu dalam penelitian ini mengkaji seberapa besar biaya yang ditanggung pelanggan seluler setelah adanya teknologi baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya yang dibebankan kepada masyarakat sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Rencana Pita Lebar Indonesia. Teknik peneltiian ini menggunakan pendekatan data kuantitatif yang dianalisis dengan ekonometrika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data penegeluarna telekomunikasi rumah tangga maupun data ARPU, biaya yang dibebankan kepada pelanggan sudah memenuhih persyaratan yang telah ditetapaka oleh rencana pita lebar Indonesia yaitu kurang dari 5%.</p><p> </p><p>*****</p><p><em>One of the Indonesia Broadband Plan in 2014 – 2019 is that it can be provided mobile data reaching 52% rural areas with data rate up to 1 Mbps. In order to be affordable, so that maximum price is 5% of the average monthly income at the end of 2019. That data rate cannot be achieved without upgrading the technology. The technology of 3.5G and 4G are among others technology that can support high data rate. In order to upgrade technology, it needs a considerable cost from mobile operators, while it can influence the cost that will be charged to the customer. Therefore, this paper studied how much the cost for data users after adopt new technology. This study aimed to know whether social cost is appropriate to Indonesia Broadband Plan. This research used a quantitative approach with econometrics analysis. The result showed that based on data of Household Expenditure with Budget for Telecommunications and ARPU, the cost charged to the customer has been complied with Indonesia Broadband Plan is less than 5 %.</em></p> |
topic |
technology, cost, arpu |
url |
https://online.bpostel.com/index.php/bpostel/article/view/143 |
work_keys_str_mv |
AT sriariyanti bebanbiayatelekomunikasiyangdikeluarkanmasyarakatpengaruhdariadopsiteknologitelecommunicationcostsincurredexpensessocietyeffectoftechnologyadoption |
_version_ |
1724367847433437184 |