Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori

Pariwisata merupakan sektor ekonomi bermultiple efek tinggi, waktu pengembangan relatif pendek dan tidak membutuhkan investasi yang relatif tinggi sehingga menjadi prioritas pembangunan disemua negara. Namun demikian, peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu berkorelasi dengan peningkatan kegiatan...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Mangku Purnomo
Format: Article
Language:English
Published: University of Brawijaya 2018-08-01
Series:Habitat
Subjects:
Online Access:http://habitat.ub.ac.id/index.php/habitat/article/view/340
id doaj-0ddbbcb06293431c82ab4535c4b4899c
record_format Article
spelling doaj-0ddbbcb06293431c82ab4535c4b4899c2020-11-25T00:07:14ZengUniversity of BrawijayaHabitat0853-51672338-20072018-08-01291112410.21776/ub.habitat.2018.029.1.2207Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek TeoriMangku Purnomo0Department of Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya UniversityPariwisata merupakan sektor ekonomi bermultiple efek tinggi, waktu pengembangan relatif pendek dan tidak membutuhkan investasi yang relatif tinggi sehingga menjadi prioritas pembangunan disemua negara. Namun demikian, peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu berkorelasi dengan peningkatan kegiatan perekonomian lokal. Mengambil kasus pengelolaan homestay lokal di desa penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dengan pendekatan sosial praktik teori, riset ini menjelaskan kenapa para pelaku ekonomi lokal terutama pemilik homestay tidak mampu mengambil keuntungan di tengah pertumbuhan industry tourism yang akhir-akhir ini berkembang. Dari tiga dimensi teoritik dari sosial praktek teori yakni infrastruktur material untuk memilih, pemaknaan terhadap homestay, dan kemampuan untuk memilih seluruhnya kurang mendukung wisatawan untuk menginap di homestay. Infrastruktur material berupa fasilitas, pelayanan, hingga kenyamanan kamar dipersepsikan negative oleh para wisatawan. Sebagian besar wisatawan memaknai menginap di homestay hanyalah sekedar transit agar lebih dekat dengan object wisata saja. Sementara pada dimensi, “performance” rendahnya informasi tentang homestay yang kurang “well informed” menyebabkan pertimbangan pelanggan dalam mengambil keputusan kurang akurat. Sementara itu, analisis terhadap penerimaan konsep pemasaran bersama meperlihatkan kecenderungan cukup baik dimana pemilik homestay mampu menetapkan berapa fee untuk pengelola, siapa yang mereka percaya untuk mengelola, dimana lokasi kantor pengelola juga penurunan harga yang ditawarkan dari harga saat ini. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan perbaikan pada infrastuktur material, mengubah makna homestay dari transit menjadi tinggal dengan menambah object wisata berbasis seni dan budaya, serta memberikan informasi yang cukup kepada wisatawan sehingga dimensi “performance” mereka dalam mengambil keputusan untuk menginap di homestay menjadi lebih baik. Sementara itu, penerimaan para pemilik homestay atas konsep pemasaran bersama perlu dikembangkan lebih lanjut menjadi konsep yang lebih operatif.http://habitat.ub.ac.id/index.php/habitat/article/view/340pariwisatakemandekanekonomi localhomestaysosial pratek teoripemasaran bersama
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Mangku Purnomo
spellingShingle Mangku Purnomo
Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori
Habitat
pariwisata
kemandekan
ekonomi local
homestay
sosial pratek teori
pemasaran bersama
author_facet Mangku Purnomo
author_sort Mangku Purnomo
title Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori
title_short Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori
title_full Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori
title_fullStr Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori
title_full_unstemmed Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori
title_sort penurunan tingkat hunian homestay di kawasan wisata desa penyangga taman nasional bromo tengger semeru dan penerimaan masyarakat terhadap kegiatan pemasaran bersama: pendekatan sosial praktek teori
publisher University of Brawijaya
series Habitat
issn 0853-5167
2338-2007
publishDate 2018-08-01
description Pariwisata merupakan sektor ekonomi bermultiple efek tinggi, waktu pengembangan relatif pendek dan tidak membutuhkan investasi yang relatif tinggi sehingga menjadi prioritas pembangunan disemua negara. Namun demikian, peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu berkorelasi dengan peningkatan kegiatan perekonomian lokal. Mengambil kasus pengelolaan homestay lokal di desa penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dengan pendekatan sosial praktik teori, riset ini menjelaskan kenapa para pelaku ekonomi lokal terutama pemilik homestay tidak mampu mengambil keuntungan di tengah pertumbuhan industry tourism yang akhir-akhir ini berkembang. Dari tiga dimensi teoritik dari sosial praktek teori yakni infrastruktur material untuk memilih, pemaknaan terhadap homestay, dan kemampuan untuk memilih seluruhnya kurang mendukung wisatawan untuk menginap di homestay. Infrastruktur material berupa fasilitas, pelayanan, hingga kenyamanan kamar dipersepsikan negative oleh para wisatawan. Sebagian besar wisatawan memaknai menginap di homestay hanyalah sekedar transit agar lebih dekat dengan object wisata saja. Sementara pada dimensi, “performance” rendahnya informasi tentang homestay yang kurang “well informed” menyebabkan pertimbangan pelanggan dalam mengambil keputusan kurang akurat. Sementara itu, analisis terhadap penerimaan konsep pemasaran bersama meperlihatkan kecenderungan cukup baik dimana pemilik homestay mampu menetapkan berapa fee untuk pengelola, siapa yang mereka percaya untuk mengelola, dimana lokasi kantor pengelola juga penurunan harga yang ditawarkan dari harga saat ini. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan perbaikan pada infrastuktur material, mengubah makna homestay dari transit menjadi tinggal dengan menambah object wisata berbasis seni dan budaya, serta memberikan informasi yang cukup kepada wisatawan sehingga dimensi “performance” mereka dalam mengambil keputusan untuk menginap di homestay menjadi lebih baik. Sementara itu, penerimaan para pemilik homestay atas konsep pemasaran bersama perlu dikembangkan lebih lanjut menjadi konsep yang lebih operatif.
topic pariwisata
kemandekan
ekonomi local
homestay
sosial pratek teori
pemasaran bersama
url http://habitat.ub.ac.id/index.php/habitat/article/view/340
work_keys_str_mv AT mangkupurnomo penurunantingkathunianhomestaydikawasanwisatadesapenyanggatamannasionalbromotenggersemerudanpenerimaanmasyarakatterhadapkegiatanpemasaranbersamapendekatansosialpraktekteori
_version_ 1725419231183372288