Kadar Kortisol Serum sebagai Indikator Prognosis Sepsis pada Anak
Latar belakang. Salah satu respon utama terhadap stres adalah aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal, diketahui dengan peningkatkan produksi kortisol. Tujuan. Membuktikan kadar kortisol dapat digunakan sebagai prediktor luaran sepsis. Metode. Penelitian prospektif, dilakukan di RSUP Dr. Kariad...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-11-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/114 |
Summary: | Latar belakang. Salah satu respon utama terhadap stres adalah aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal, diketahui dengan
peningkatkan produksi kortisol.
Tujuan. Membuktikan kadar kortisol dapat digunakan sebagai prediktor luaran sepsis.
Metode. Penelitian prospektif, dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sepsis didiagnosis menurut Konsensus Konfrensi Sepsis
pada Anak tahun 2005, dikelompokkan sebagai luaran perbaikan dan perburukan. Kortisol serum dianalisis dengan metode ELISA.
Uji Mann-Whitney U digunakan untuk menganalisis perbedaan kadar kortisol pada luaran sepsis anak. Kadar kortisol dianalisis
lebih lanjut menggunakan ROC dan ditentukan titik potong yang optimal.
Hasil. Sejumlah 30 anak dengan diagnosis sepsis diikutsertakan dalam penelitian. Kadar kortisol serum subyek berkisar 64,62 – 836,15
ng/mL, menunjukkan peningkatan (normal 24 – 229) ng/mL. Median kadar kortisol pada luaran perbaikan 187,05 (64,62-509,08)
ng/mL dan pada luaran perburukan 740,91 (299,45-836,15) ng/mL. Terdapat perbedaan bermakna kadar kortisol serum pada luaran
perbaikan dan luaran perburukan (p<0,001). Luas area di bawah kurva ROC 0,958, dengan titik potong kadar kortisol 323 ng/mL,
RR 48,0 (IK95%:4,304–535,256; p<0,001)
Kesimpulan. Kadar serum kortisol lebih dari 323 ng/mL merupakan prediktor luaran perburukan pada sepsis anak. |
---|---|
ISSN: | 0854-7823 2338-5030 |